Minggu, 22 November 2009

Metode Riset


Kerangka penelitian ilmiah data primer


Tema : Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pemilihan provider seluler IM3 di sekitar Kampus Gunadarma Kelapa Dua.


Masalah : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan pemilihan provider seluler IM3?


Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pemilihan provider seluler IM3. Serta bertujuan untuk meningkatkan penjualan provider tersebut.


Metodelogi :
Data yang diambil adalah data primer yang berasal dari kuisioner yang disebar kepada para responden. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Gunadarma yang mendapat jadwal kuliah di kampus E kelapa dua. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, yaitu para responden yang menggunakan provider seluler IM3. Dalam pengolahan data menggunakan penelitian ini menggunakan Alat analisis SPSS.

kuisioner

Tentang Anda 

Nama : 

Pekerjaan : 

Petunjukpengisian…! 

1.Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan pendapat anda dengan cara memberi silang (  ) pada kotak yang telah tersedia. 

2.Keterangan : STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju CS = Cukup Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju 

Apakah atribut-atribut di bawah ini mempengaruhi Anda dalam memilih Kartu IM3 sebagai pilihan provider seluler anda?

Daftar Pernyataan


Sangat Setuju

Setuju

Cukup Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju


1


Operator mudah dihubungi













2


Operator sopan dan ramah dalam melayani pelanggan














3

Operator memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti














4

Penanganan keluhan pelanggan sangat baik, cepat dan tepat.















5

Kualitas suara disegala cuaca, didalam dan diluar ruangan
serta didalam dan diluar kota baik dab jernih















6

Sinyal yang diterima handphone baik















7

Tarif Telepon dan Sms murah















8

Harga isi ulang pulsa murah















9

Akses internet cepat















Kamis, 19 November 2009

Perilaku Konsumen


KRISIS LISTRIK, PENGUSAHA MENJERIT


Pemadaman bergilir yang akhir-akhir ini sering terjadi di ibu kota membuat banyak pengusaha yang usahanya bergantung pada listrik menjerit. Bagaimana tidak, omzet mereka menurun drastis sampai lebih dari 50% akibat pemadaman bergilir ini.

Seorang pengusaha Loundry di daerah Tegalparang, Mampang Prpapatan, mengatakan, dia bisa menerima pesanan cucian 50kg per hari dengan harga per kg Rp 7000. Tapi jika listrik mati-nyala pakaian kotor yang mampu diterima kurang dari 20kg per hari. Bila ingin menggunakan genset sewaan harga sewanya sangat mahal, bisa mencapai Rp 700.000/bulan. Maka pengusaha itu urung menggunakannya.

Sama halnya dengan seorang pengusaha foto copy  di daerah yang sama, Tegalparang, omzet dia bila listrik normal bisa mencapai Rp 500.000/hari. Sebaliknya, jika listrik padam berjam-jam omzet dia maksimal hanya Rp 200.000/hari. Ini diakibatkan karena banyak pelanggan “lari” ketempat lain. “Orang yang mau fotokopi itu kan butuhnya cepat. Kalau listrik mati, ya cari tempat lain,” begitu katanya. “Bagaimana mau menerima pesanan baru, lah wong pesanan yang lain saja masih  menumpuk belum dikerjakan,” lanjutnya.

Selain terjadi di ibu kota, pemadaman bergilir juga terjadi di wilayah Depok. Selain merugikan para pengusaha, pemadaman ini juga merugikan pengelola tempat kursu bahasa Inggris yang berlokasi di Jalan Margonda Raya. Pihaknya mengaku uring-uringan akibat pemadaman listrik ini. “Karena listrik mati anak-anak dipulangkan. Kami tidak bisa menggunakan lampu dan AC. Ini merugikan murida dan guru,” kata Heny, pengelola tempat kursus itu.

Para pengusaha berharap pemadaman ini tidak terjadi terus menerus karena ini merugikan mereka. Atau setidaknya PLN melakukan pemberitahuan kepada mereka bila akan memadamkan listrik agar mereka dapat mempersiapan diri. Karena menurut mereka, mereka tidak diberi tahu terlebih dahulu bila listrik akan padam. Tahu-tahu listrik padam berjam-jam. Semoga PLN dapat bekerja lebih baik lagi, begitu harapan mereka.



Sumber: Harian Warta Kota 12 November 2009.

Senin, 16 November 2009

Metode Riset

Kerangka Penelitian Ilmiah Data Sekunder

Tema :
Pengaruh Pengembangan Sistem Informasi Penjualan sebagai Alat Pendukung Pengambilan Keputusan Pemasaran ( studi kasus di PT. Gudang Garam, Tbk)







Masalah :
Masalah yang terjadi adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan pemasaran sehingga sumber daya manusia yang bertugas melakukannya tidak dapat melakukan penelitian secara lebih cepat dan inovatif untuk membantu pengambilan keputusan. Apakah penggunaan sistem informasi penjualan dapat membantu dalam pengambilan keputusan pemasaran perusahaan?





Tujuan :
Untuk memnbangun sistem informasi penjualan yang terkomputerisasi guna untuk membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan pemasaran.





Metodelogi :
Penelitian ini menggunakan 3 metode. Pertama, mendeskripsikan sistem yang saat ini digunakan. Kedua, menganalisis system kerja yang dimaksud dalam menghasilkan informasi penjualan. Ketiga, berdasrkan pada analsis langkah kedua, mengembangkan system informasi penjualan yang baru yang terkomputerisasi. Selain itu digunakan pula metode komparasi untuk membandingkan kinerja sistem yang lama dengan sistem yang baru.

Perilaku Konsumen

STRATEGI PROMOSI SUZUKI


Banyak cara yang dapat dilakukan untuk promosi di bidang otomotif guna meningkatkan penjualan barang yang dipromosikan. Salah satunya adalah dengan menggelar acara mengendarai kendaraan yang dipromosikan tersebut secara massal, seperti yang dilakukan oleh PT Suzuki Indomobil Motor selaku produsen otomotif Suzuki.


PT Suzuki Indomobil Motor menggelar acara “Geber Suzuki 2009” dari November 2009 samapi Maret 2010 untuk mendongkrak penjualan skuter matic Skydrive. Acara ini dilakukan guna mensosialisasikan skuter matic baru keluaran baru Suzuki kepada masyarakat. Selain itu ajang ini uga dugunakan sebagai ajang uji nyali pecinta motor yang ingi membuktikan kepiawaiannya dalam memacu Suzuki Skydrive 125cc Dynamatic.


Cara ini dapat mengenalkan kepada masyarakat performa Suzuki Skydrive yang memiliki desain aerodinamis dengan performa mesin yang agersif yang pas untuk semua pengguna motor, bahkan bagi pemula sekalipun.


General Manager PT Suzuki Indomobil Motor, Setiawan Surya, menambahkan, hingga saat ini penjualan Suzuki Skydrive mencapai 6000 unit/bulan. Dan melalui ajang “Geber Suzuki 2009” diharapkan mampu meningkatkan penjualan menjadi 10.000 unit/bulan.






Sumber: Harian Warta Kota 12 November 2009




Rabu, 11 November 2009

Perilaku Konsumen

BUTIK HARGA GROSIR, SEGMEN MENENGAH KE ATAS


Selama ini butik identik dengan tempat belanja kalangan jetset yang berkocek tebal. Barang-barang yang dijual berharga selangit dan tidak terjangkau kantong. Hal itu diprngaruhi factor bahan baku, desan, motif, juga ongkos produksi. Jadi jangan heran apabila sampai sekarang pun masih banyak pembeli yang enggan masuk butik. Alasan utamanya adalah risih selalu diikuti dan diawasi para pramuniaga yang suka bertanya ini itu. Ini tentu sangat menggangu terutama bagi orang yang datang hanya untuk melihat-lihat.

Tapi sekarang butik tak selalu lekat dengan kesan wah, dan tak selalu diperuntukkan untuk kalangan jetset. Masyarakat dari kalangan menengah pun dapat membeli barang dengan kualitas yang hampir dama dengan yang dijual di butik. Mengapa? Karena saat ini banyak desainer yang membuka butik merekan di dalam pusat grosir. Tentu juga dengan harga grosir, yaitu dibawah harga yang biasa dijual di butik.

Salah satu butik desainer ternama yang menjual barangnya di pusat grosir adalah Itang Yunasz Butik di Pasar Tanah Abang Jakarta. Djasman, Marketing Manager Itang Yunasz mengungkap, meski pihaknya menjual dengan sistem grosir, produk mode busana yang dijualnya memiliki pasar masyarakat menegna dan atas. Hal ini terlihat dari harga busana yang dijual yakni berkisar antara Rp 150.000 sampai dengan Rp 15 juta setiap potong. “Busana yang dijual dibawah harga Rp 1 juta kami buat secara missal. Sedangkan yang di atas Rp 1juta kami buat secara ekslusif,” ujar Djasman.

Kendati dibuat secara massal pihaknya hanya membatasi produk yang diproduksinya sebanyak 500 potong. Hal ini dilakukan agar produk yang dijual tetap terkesan ekslusif. Sebagian besar produk yang dijual di kios milik Itang Yunasz adalah busana muslim.

Jakarta adalah surganya penjualan butik untuk kelas masyarakat menengah ke bawah. Tak heran bila cukup banyak pusat grosir di Jakarta yang secara khusus memiliki butik yang menjual produknya secara grosir. Sebut saja Tanah Abang, Asemka, ITC Cempaka Mas, ITC Mangga Dua, Pasar Cipulir, PGC, maupun Jatinegara.


Sumber: Harian Seputar Indonesia tanggal 5 November 2009.
Powered By Blogger